CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART3


CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART3, Hasrat-Bispak29 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang benar belepotan sperma berbaur cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuman diam serta pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang beberapa saat, Cie Fifi pula bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kelihatannya Cie Fifi memang mempersiapkan kantung plastik itu untuk menaruh celana dalamnya yang dia ketahui dapat dikotori sang cebol seperti saat sebelum awalnya.

"Dasar. Telah orangya cebol, tidak sadar kali bila burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang setelah itu tinggalkan gudang ini.

Ujaran Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, persoalan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terhenti saat tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah ucapnya ingin nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan sekedar kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam terus menghimpit nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan mainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah dan merintih kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara halus saat lagi saya terus usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Kadangkala saya memandang nakal di Dedi, supaya dia semakin terangsang sampai pekerjaanku dapat tuntas bisa semakin cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuma dapat mengguman gak terang sewaktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tak ada siapa siapa kembali di saat saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu telah ada di sini? Kenapa barusan saya tidak memandangnya?

"Mamamm…", saya mau larang Pandu, tetapi waktu ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara secara terang.

Telat, Pandu udah menguak rok seragam sekolahku, serta saya udah pasrah tunggu hukuman yang bisa diberi Dedi kalaupun dia melihatku pakai celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak lebih cepat. Dua pelajar bobrok ini akan lekas melumatku di gudang ini, tetapi yang sangat kutakutkan merupakan Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruh rencanaku. Sebaiknya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tiada waktu buatku buat pikir maupun berleha leha. Tau-tau badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Lalu dengan peringkat ke-2 kakiku yang selalu begitu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengacung penisnya yang rupanya juga ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan geram saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan seluruhnya tehnik oralku supaya Pandu cepat gapai pucuk serta kedepan dia tak turut nikmati lubang vaginaku selesai Dedi tuntas nikmati badanku. Dalam pada itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar pada bagian bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, lantaran kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya gak berani menjawab, tidak berani melihat. Pengin rasanya saya menangis, namun saya gak ingin kelak kawan temanku terlebih Jenny jadi menanyakan bertanya kalaupun kelak mataku nampak sembab.

Saya cuma dapat pasrah serta selalu mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang hendak diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengerang terhambat waktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, menyebabkan kesan yang aneh saat saya mengerti celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah serta lagi mengesah terhambat, tetapi saya gak lupa kalaupun saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengesah serta meronta kesakitan waktu saya rasakan pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sindir Dedi sewaktu saya melihat ke belakang untuk menyaksikan apa yang sedang dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu bikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat hentikan semuanya.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART3

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Namun Dedi nyata-nyata mau menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini semakin jadi siap.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuman ketawa tawa.

"Udah, tak boleh ngoceh selalu! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, dan Pandu selekasnya menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengesah terbendung, tetapi sekarang ini saya gak memiliki alternatif lainnya, saya mesti menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata telah tidak sabar buat nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, serta sebuah benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang tentu kepala penis Dedi itu, sekarang melekat serta menekan bibir vaginaku.

Badanku mengartikulasikanng tidak lama di saat penis Dedi memisah lubang vaginaku serta selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata mencegah sakit, dan selanjutnya saya terus usaha menyambung service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi berlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh ketahan, dan saya mulai gak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Mengakibatkan saya harus kian menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya harus berusaha mencegah mual karena berbau apek yang mengenai hidungku,  saya harus menghentikan merasa sakit berbaur nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuma mengharapkan pasienanku ini lekas usai. Saya pun mengharap busana seragam sekolahku ini tidak lecek serta basah oleh keringatku sehabis saya tuntas disetubuhi oleh dua begundal ini. Seusai saya kumpulkan seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta menarik penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia akan membebaskan penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia telah tak dapat mengendalikan kepuasan service oralku.

Namun saya tidak ingin melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat membatasi badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sekejap lantas penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Seluruhnya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan sewaktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruh cairan dalam mulutku ini, tetapi saya tidak pengin Pandu dapat lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku tadi semestinya udah sukses. Saya benar-benar geram kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, dan kupikir saya barangkali dapat memanfaatkan trik yang serupa untuk menumpahkan frustasiku di Pandu. Saya terus mengisap penis dalam mulutku ini walau penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tapi saya belum usai dengannya.

Saya lagi mengisap dan menghirup penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Selanjutnya saya hentikan kulumanku pada penis Pandu, serta waktu saya membebaskan tanganku, Pandu langsung jatuh lemas, sama seperti nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergelimpang selesai saya dan banyak pacarku balik menyetubuhi mereka.

"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menikamkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya akan meletus waktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Selesai Dedi usai menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi takjub menatapku seperti tidak meyakini dengan yang barusan terjadi.

"Brengsek, kamu dapat bisanya mengolok saya", desisku dengan suara gemetaran sangking geramnya.

Keadaan di gudang jadi sunyi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir meredam tangis. Saya benar-benar sakit hati sewaktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa pedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Namun saya sadar kalau saya harus mengatur diriku dalam toilet, sekalian sekurangnya saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya lekas mengangkut rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang siap untuk mengelap lelehan sperma di sekeliling pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil dan kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, agar dapat membantu rasa gak nyaman di selangkanganku.

Serta sekali ini saya sudah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima olokan sesuai ini? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis pada mukaku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran ganti udah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari ke kelasku. Diperjalanan saya menyaksikan pak Totok yang baru keluar kelasku, serta aku segera menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tak dapat datang di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastilah sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Jika masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tidak ingin tertiban tragedi buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak perlu pak, Eliza telah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya selekasnya kembali ketujuan ke kelas buat ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Menggembirakan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny waktu saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya setelah sakit di perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu setelah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan risau.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya sampai nangis. Namun saya telah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong biar Jenny stop mencemaskanku

"Saat ini perutmu sudah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan haru.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum di Jenny.

Sebetulnya saya berasa sedikit gak sedap sebab saya harus tidak jujur di Jenny yang demikian melihat dan mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengusikku, meskipun saya tahu ini ialah yang terunggul, dibanding ada yang dengerin perbincangan kami waktu saya akui apa yang sebetulnya terjadi padaku pada saat saya berada pada toilet, atau bisa lebih persisnya di gudang barusan.

Tetapi tidak lama setalah itu Jenny udah kembali repot memikat serta menghinaku masalah Andy. Ditambah lagi waktu jam paling akhir ini hari guru yang sebaiknya mengajarkan di kelas kami tak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin semangat memikatku, dan saya udah hilang akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Serta saat lagi saya gak tahu mesti melakukan perbuatan apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih tengah dijalankan Andy? Apa yang kurang lebih berada pada pemikiran Andy kini? Apa dia pikirkanku? Tiba-tiba saya telah berasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang ini kembali jatuh hati deh… sampai sampai saya tidak dikira kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menangkis.

"Getho ya? Jika gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian memandang ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengin katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya ingin ngomong apa ya… saya ingin omong, bila Eliza gak senang dengan dia", Jenny menjawab dengan style cuek bebek sembari mulai mengepaki buku bukunya ke tas sekolahnya, sebab bel pulang sekolah benar-benar barusan keluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh begitu dong… aku…", saya mulai was-was bila kalau Jenny bersungguh-sungguh dalam kata tuturnya, serta saya dan lagi merengek-rengek.

"Kalaupun begitu kamu gak boleh menghindari selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali memikatku.

"Aku…", saya gak dapat berucap apa apalagi serta parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuma dapat tersenyum malu sembari menata seluruhnya buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Sesudah doa pulang, saya serta Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tau-tau tampak di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berencana meratap waktu saya memandang Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen hingga sampai kapan sich baru senang nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan was-was.

"Maka itu tak boleh ngelamun saja sayang… review donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sekalian memelukku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART3

Saya memandang ke seputarku, rupanya betul-betul kelasku ini udah kosong disamping kami bertiga. Tetapi tetap saya risau jika ada yang dengar kata-kata mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya gak pengin Andy dengar gosip yang tak tidak, saya tidak ingin hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Tetapi, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian lebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen buat pisah pada mereka, agar saya gak tak henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, bertepatan saya  haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pula haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang udah tarik tanganku.

Saya telah tidak mempunyai argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentunya ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, serta saya cuma dapat tersenyum malu.

Hingga sampai di kantin, hatiku jadi geli waktu saya lihat sang cebol. Saya terpikir perbuatan busuknya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Tetapi saya usaha punya sikap biasa. Ditambah lagi Cie Fifi udah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Seusai kami bertiga usai minum, kami lekas bayar pesanan kami dan minta pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama