CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART2

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART2, Hasrat-Bispak29 Kami kembali arah, serta mereka berdua temaniku balik ke kelas. Serta ke-2  pacarku ini gak jemu suntuknya memikat serta menghinaku mengenai Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu dan pasrah terima semuanya ini. Saya cuma dapat mengharap kami lekas hingga sampai ke kelasku. Tetapi waktu kami hingga di muka pintu kelas, tiba-tiba saya berasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengen ke toilet, kelak kalaupun ditanyan pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan di Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak perlu ah… sesaat saja kok", kataku sekalian ketawa geli.

"Ya telah dech, tak boleh lambat-laun ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama sama melambai-lambaikan tangan dengan Sherly, selanjutnya masuk ke kelas.

Sherly sendiri terus menggamit tanganku. Sesungguhnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, namun saya menurut saja sekalian mengharapkan dalam hati mudah-mudahan tak ada yang syak wasangka menyaksikan kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami hingga sampai di muka pintu kelasnya Sherly, serta saya tunggu Sherly membebaskan gandengan di tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak mesti dech, saya kan hanya sesaat", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan jenis sedih, tetapi dia angkat tangannya.

"Iya, hingga kelak", saya menjawab sekalian angkat tanganku pun, lalu saya selekasnya ke arah toilet.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART2

Di saat saya dapat masuk, saya berpapasan dengan Vera yang anyar keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, serta diam diam saya terasa terheran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh sesuai itu di saat dia melihatku.

Entahlah, lalu saya terus masuk ke toilet wanita ini, serta dengan asal-asalan saya memutuskan salah satunya dari 6 kamar kecil yang ada pada dalam sini. Seusai saya usai buang air kecil dan mengatur busana dan rok seragamku, saya selekasnya keluar buat balik ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terbendung waktu tiba-tiba ada sebuah tangan yang menahan mulutku.

Belum saya bereaksi, sebuah tangan lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, tetapi pelukan ini sangat kuat, sampai tanpa perlawanan yang bermakna, saya telah terbawa masuk ke gudang yang berada di samping toilet, tempat di mana Vera entahlah digagahi atau sedang layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menarikku ke ujung area ini, sampai kami ada pada balik timbunan meja serta bangku tua. Tanpa lepaskan bekapan tangannya di mulutku, dia tekan bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak berapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tidak boleh ribut! Selekasnya ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini di dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku merinding karena saya tahu ini nada Dedi. Saya tercenung sebentar, lalu saya mengusikk lambat. Lebih bagus saya menurutinya, lantaran bila saya memunculkan kekacauan, lalu banyak yang mengetahui saya di gudang ini sedang berduaan dengan Dedi, apa saja faktanya namaku akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, serta saya diam saja tiada usaha menyaksikan mengarah Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, tetapi sehabis tontonan itu selesai, saya was-was Dedi tidak bakal membiarkanku pergi demikian saja saat sebelum memaksakan saya layani hasrat birahinya di gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati untuk ngeseks kini. Diam diam saya pikir bagaimana agar ini hari saya tak mesti mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki busuk ini. Barangkali saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya tidak ingin diketahui pihak lain sebab saya mendesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku lantaran saya kelamaan ada dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya. Saat saya pikirkan adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi menggandeng lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku mengarah yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu lihat masuknya seorang cebol yang kukenali sebagai pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja yaitu Cie Fifi, seseorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya sekitaran 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini senang memandang tajam menuju Jenny, Sherly, saya, dan siswi lain yang tengah makan di kantin. Entahlah apa yang dibutuhkan Dedi dengan menarikku ke gudang ini saat ia mengetahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan semaunya di bangku yang berada pada tengah area ini. Saya gak pahami apa yang dilaksanakan, apa tunggu satu orang, atau dia berencana suatu hal lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya tercenung lihat kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras jengkel. Namun anehnya Cie Fifi jadi hampiri sang cebol yang lagi tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam gak menjawab.

Tidak lama kemudian sang cebol berdiri, serta selanjutnya jantungku berdebar-debar kuat menyaksikan suatu panorama erotis yang mengagetkan terhidang di hadapanku.

Sang cebol menyelusup masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang saat ini berada pada dalam rok Cie Fifi, benar di muka pangkal paha Cie Fifi bikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya terus mencermati sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yaitu kepala sang cebol itu bergerak gerak, bikin hasratku perlahan-lahan bangun, serta saya mesti usaha atur napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut serta turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya anyar sadar bila nyatanya saya pula menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan jengkel. Tetapi tentunya saya tidak dapat melakukan perbuatan beberapa macam ketimbang nasibku jadi jadi lebih jelek. Saya tidak tahu apa yang bakal terjadi padaku kalaupun saya membikin kemelut yang menyebabkan sang cebol ini tahu saya berada di sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya tidak dapat banyak berbuat waktu Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang serta memulai memikatku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengelilingi badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, kadang-kadang kasar, yang jelas tingkah Dedi ini membuatku risau dan jantungku berdegap bertambah kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART2

Saya tidak berani menepiskan karena saya takut tepisanku mungkin mengundang suara yang kemungkinan kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang semakin lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Namun tangan Dedi terlampau kuat untukku buat kusingkirkan demikian saja. Saya menggeliang kurang kuat, fokusku untuk memandang bab erotis di hadapanku ini mulai bubar karena saya sendiri telah memulai terangsang karena tingkah Dedi yang tetap meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan lagi meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar bakal peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya menyaksikan ke Cie Fifi. Rupanya dia sedang pejamkan mata dan mendesah tidak karuan sembari memegang sembulan pada sisi depan rok yang dikenainya, yang tentu yaitu kepala sang cebol.

Kendati pun jantungku berdetak cepat menyaksikan itu seluruhnya, terasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali mengulet, dan saya coba menjauhkan payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi terus menempel kuat dan selalu berikan remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau-balau dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi jelas, saya mulai menderita karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya pilih stop menggerak-gerakkan badanku, namun saya coba menggenggam dan menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot mainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku tidak bakal ada maknanya untuk Dedi, tetapi saya gak ingin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di fragmen erotis di depanku. Tidak tahu semenjak kapan, saya menyaksikan satu helai celana dalam yang tergelintang di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu pastilah celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang saat ini sedikit membungkuk, mendesah dan mendesah dengan muka seperti mencegah sakit saat lagi sang cebol repot dalam rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengayalkan dalam rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Dan sekarang sang cebol itu entahlah lagi menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyeruput serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau tengah merayu dan mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau mungkin dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini kian jadi siap.  Saya sudah terangsang, entahlah lantaran remasan nakal yang tengah dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang memikirkan apa yang berlangsung di rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil waktu saya hampir tidak dapat meredam diriku buat mengesah karena Dedi mencium tengkuk leherku, dan kondisi jadi bertambah susah buatku saat saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalnya Deritaku

"Saya pun anyar tahu seputar dua pekan yang lalu, bila bu Fifi itu dapat juga digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Mau rasanya saya menampar Dedi lantaran kata-katanya yang sangat kurang ajar itu. Tetapi saya gak berani melakukan, selain saya takut kehadiranku di sini tepergok oleh Cie Fifi serta terlebih sang cebol, saya gak mau terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan membuat nasibku lebih jelek.

Karena itu saya cuman dapat memandang Dedi dengan jengkel, namun bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan menghentikan rintihanku. Saya cuman dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku sampai ia senang.

Namun saat napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha atur napasku sepelan barangkali supaya dengusan napasku ini gak sampai kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar suara sang cebol, yang tanpa ada malu memerintah Cie Fifi langsung mengatakan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali mencermati mereka. Telunjuk sang cebol bergerak ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari udah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 menyentak pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Kendati pun raut muka Cie Fifi dilihat kecewa, Cie Fifi ikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Lalu Cie Fifi merendahkan badannya serta menumpukan kepalanya pada ke-2  tangannya yang sekarang terlipat tetapi masih menyangga di lantai.

Tiada berujar apa manalagi, sang cebol menanggalkan celana panjang serta celana dalamnya yang cukup kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu dan menyibak rok Cie Fifi ke atas. Tiada perlawanan sekalipun dari Cie Fifi di saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya lumayan direntangkan sedikit, serta sesaat kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah memulai bergerak mundur-maju disertai desahan dan rintihan Cie Fifi. Entahlah sejak mulai kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi apabila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidaklah terlalu terheran-heran memandang sikap sang cebol yang berani serta sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak pernah menduga Cie Fifi yang setiap hari dilihat demikian ramah serta enerjik, rupanya menyimpan kasus yang tidak jauh beda denganku. Saya berasa belas kasih pada Cie Fifi meski dari percakapan mereka barusan, barangkali Cie Fifi tinggal 1x kembali mengikhlaskan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Akan tetapi suatu remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku kalaupun kini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pula pengin sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia selalu meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya mengulet kesakitan. Dan ujaran Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi dapat memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terlintas teror Dedi pada tempat tambal ban itu, dan hal semacam itu membuatku was-was sebab secepatnya saya dapat memperoleh problem kalaupun Dedi mengenali saya memanfaatkan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terkenang mengenai sejumlah argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana metodenya saya meminta agar Dedi ingin dengar alasanku dan tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali mencermati Cie Fifi.

Rupanya sang cebol tengah bergairah memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali mengulet kesakitan sewaktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan dongkol di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi jengkel, dan dia cuma tersenyum senyuman, nampaknya dia suka sesudah membuat ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Nada rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, membikin keadaan di gudang ini jadi sedikit ribut, karenanya saya berpikiran ini waktu yang pas buat mengemukakan niat serta alasanku pada Dedi tanpa takut kedengar oleh Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART2

"Ded, saya barusan itu sekedar pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, seramnya kelak saya dicerca sama guru jika saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sekalian memandang Dedi dan melepaskan celana panjangnya sesuai kebutuhan.

Dedi diam, kelihatannya dia tengah memikir.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, dan saya selekasnya bergeserkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya termangu sesaat menyaksikan penis itu udah ereksi, serta waktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Telah berdiri Cantik… dikarenakan kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit geli pun dengar rayuan cabul Dedi. Namun saya gak pengen menghabiskan waktu, saya selekasnya mulai merayu penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara lembut.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol merintih, serta sewaktu saya melirik ke mereka, saya lihat sang cebol tengah menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari biasanya punya banyak pejantan yang sempat meniduriku?

Sekarang Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, mulai sejak barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mendesah saja, namun gak hingga sampai melenguh seperti misalnya wanita yang alami orgasme. Apa karena penis sang cebol itu begitu pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pula seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama