CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART4

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART4

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART4, Hasrat-Bispak29 "Eh kalian simak gak, sang cebol barusan itu… matanya jelalatan terus lihatin dadanya Cie Fifi… kurang ajar dech dasarnya", gerutu Sherly saat lagi kami ketujuan parkir mobil.

"Saat iya Sher? Saya gak review sich", bertanya Jenny.

"Kamu sich, yang dilihatin hanya Eliza. Berhati-hati lho Jen, kelak yang cemburu tidak sekedar saya saja lho!", kata Sherly dengan suara memikat.

"Kalian ini… apaan sich…", saya menyambat jengkel kendati sesungguhnya hatiku puas sekali dengar seluruhnya ledekan mereka itu.

"Lhoo… kan memanglah betul, bukan saya saja yang dapat cemburu, namun yayangmu pula kan", goda Sherly kembali, dan Jenny turut ketawa melihatku tidak dapat menjawab.

Habis dech saya, mereka berdua seperti bekerja sama-sama untuk mengejekku habis habisan mulai dari kantin hingga sampai ke parkir mobil. Tidaklah ada yang dapat kulakukan, saya telah tidak dapat membalasnya kalimat mereka dan pasrah saja dibarengi ke-2  pacarku ini, yang sampai hati membuatku terus tersenyum malu semacam ini.

"Lhoo… Andy itu nungguin kamu sayang. Hayo, kalian janjian ya?", goda Sherly saat kami telah dekat sama mobilku.

"Hai Andy… nungguin Eliza ya… nih kukembalikan dech Elizanya", Jenny menegur Andy sekalian mengejek kami berdua.

"Hai Eliza… hai Jenny… Sherly…", sapa Andy yang selanjutnya menunduk malu, karena mungkin ledekan Jenny itu.

"Hai  Andy… Eh Eliza, kamu kok diam saja sich?", Sherly langsung mengejekku sehabis membalasnya panggilan Andy.

Sekarang saya cuman dapat turut menunduk malu. Lantaran Jenny dan Sherly, sekarang lidahku rasanya kelu juga cuman untuk menegur Andy.

"Ya sudah dech, kami titip Eliza sama kamu ya Andy. Gak boleh dimusnahkan lho!", kata Jenny yang tau-tau suara suaranya jadi galak.

"I… Iya", jawab Andy dengan nada lambat.

"Awas bila kamu hingga menyingkirkan Eliza, Andy", kata Sherly dengan sama galaknya.

"I… Iya…", Andy menjawab kembali dengan suara sepelan barusan.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART4

Mukaku rasanya sungguh-sungguh panas. Entahlah, kemungkinan parasku telah semerah kepiting rebus. Saya memandang mereka berdua dengan dongkol bergabung suka serta malu, namun mereka berdua punya sikap seakan gak ada apa-apa sampai saya jadi lebih gaungs dari mereka berdua.

"Ya sudah Eliza, saya pulang dahulu ya, bentar kembali saya les sama Cie Stefanny tuch. Andy, saya pulang dahulu ya", kata Jenny yang mengedipkan matanya dengan lucu sekalian melambai-lambaikan tangan.

"Saya turut kamu saja ya Jen. Dah, Eliza… Dah Andy…", kata Sherly yang lambaikan tangannya.

Saya balas lambaikan tangan sekejap dari mereka berdua. Saat sebelum saya kembali menunduk malu, saya lihat sepintas, nyatanya Andy  angkat tangannya pada Jenny dan Sherly.

Diam diam saya berasa sedikit iri memikirkan apa yang lebih kurang bakal terjadi di dalam rumah Jenny sehabis ini. Manalagi Sherly ikut juga ke situ. Barangkali Sherly serta Jenny bakal ajak Cie Stefanny bermesraan atau sampai bercinta, dan perlahan-lahan hasratku mulai naik mengandaikan seluruhnya.

Tetapi saya sadar saya jangan mengandaikan banyak hal yang dapat memunculkan hasratku pada saat saya masih di sini bersama Andy, lantaran saya tidak mau permalukan diriku sendiri. Bahkan saya jangan kehilangan fokusku saat ini. Saya gak mau Andy mengira saya gak perhatian kepadanya jika kedepan obrolanku tidak menyambung lantaran pikiranku yang melayang-layang ke mana saja.

"Hai Eliza…", Andy menyapaku kembali pas di saat saya memandang Andy.

"Hai  Andy…", sekali ini saya dapat balas menegur, meskipun dengan hati yang berdebar-debar gak karuan.

Kami kembali termenung sejenak lama waktunya. Saya coba cairkan kondisi yang canggung ini.

"Andy, kamu betul tengah nungguin saya?", saya menanyakan di Andy.

Andy tersenyum malu dan menggangguk.

"Mengapa?", tanyaku dengan penuh rasa ingin ketahui apa kurang lebih jawaban Andy.

"Aku… aku…", Andy tergagap kuatir.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Saya tersenyum geli lihat kebingungan Andy. Meskipun pastinya saya berasa suka, namun saya mulai ingin tahu kenapa Andy tungguku di sini. Apa Andy ingin berkata suatu padaku?

Kembali kembali saya mengeluh dalam hati, dengan semua perhatian yang dikasihkan Andy padaku ini, tetap juga kami ini tetap belum dengan status sepasang pacar.

Biarpun demikian, besar angan-anganku jika pada tempo dekat kami berdua bakal betul-betul jadian, dan… dan…

"Eliza… eeh… kelak malam… bisa saya telephone kamu?", bertanya Andy membubarkan lamunanku.

Saya terasa seperti tersambar petir pada siang hari yang sangat ceria ini, lalu hatiku rasanya seperti disiram air es yang sangat dingin. Nyaris saja saya tak sadar diri, serta saya hampir tidak yakin dengan pendengaranku.

Tapi… oh, terima kasih Tuhan… berikut waktu yang kutunggu nantikan semenjak saya bersua serta mengetahui Andy di kelas 1 SMA. Pada akhirnya Andy mulai berani jelas terangan usaha dekatiku, dan saya mulai berani mengharap, mudah-mudahan mimpi cantikku akan selekasnya terkabulkan.

"Bisa", saya menjawab sekalian menunduk, serta saat ini tukar saya yang tersenyum malu berbaur rasa puas yang benar-benar benar-benar.

"Jika gitu… saya malam nanti telephone kamu ya… jam delapan malam bisa Eliza?", bertanya Andy kembali.

"Iya… jam delapan malam boleh… aku… saya nantikan ya", saya berujar perlahan, dan mukaku berasa panas.

"Iya… jam delapan malam", kata Andy.

Jantungku berdetak dengan cepat, hingga sampai sampai rasanya saya dapat dengar degup jantungku sendiri. Ini merupakan sebuah janji yang memuaskan buatku.

"Saya pulang dahulu ya Andy…", saya minta pamit pada Andy sehabis kembali lagi kami termenung cukuplah lama.

"Oh iya… saya  pulang dahulu Eliza. Take care ya…", kata Andy.

"Iya, kamu  take care ya Andy…", kataku dengan jantung yang kembali berdetak kuat.

Saya masuk ke mobilku selesai sama-sama mengangkat tangan dengan Andy. Saat ini saya diperjalanan pulang, dengan hati yang paling berbahagia. Andy dapat mengontakku malam nanti, entahlah apa yang bakal kami bahas.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Yang terang ini hari saya puas sekali, serta saya telah tak sabar menanti waktu ini berputar-putar hingga sampai jam delapan kelak, mendatangkan waktu yang cantik bagiku.

V. Kenakalanku Bersambung

Saya mendesak klakson mobilku 1x sewaktu saya telah ada di muka pintu gerbang rumahku. Tidak berapa lama kemudian saya lihat Wawan yang membuka pintu bagiku, serta saya jadi terpikir keusilanku barusan pagi. Saya menghentikan napas sekalian masukkan mobilku ke garasi, siap-siap terima nasibku.

Tetapi saya sedikit terperanjat menyaksikan ada mobil kokoku di garasi. Dan saat saya menyaksikan kokoku ada pada dalam mobilnya, yang kayaknya repot mengutak atik suatu hal dalam mobilnya, saya bernafas lega. Tiga pejantan yang benar menyimpan marah padaku itu gak dapat seberani itu untuk menyentuhku pada saat ada kokoku di sini.

Karena itu saya turun dengan rileks, serta merapat menuju kokoku yang repot di mobilnya. Saya memandang Wawan yang menatapku dengan penuh hasrat, serta saya meleletkan lidah kepadanya dengan tenang tiada was-was dapat diapa apakan olehnya. Serta saat ini saya telah ada di samping kokoku.

"Halo ko… diapain kembali sich mobilnya?", saya menegur kokoku.

"Oh… kembali masang CD lagu baru nih", jawab kokoku.

"Lagunya siapa… saya ingin donk", saya mulai merengek-rengek.

"Iya iya saya membeli dua kok. Nih satunya", kata kokoku yang keluar mobilnya dan memberinya satu kotak CD masih yang terbungkus ini padaku, nampaknya kokoku udah tuntas menempatkan CD lagu anyar itu di CD changer mobilnya.

"Thanks ya ko", kataku dengan suka dan menimang-nimang nimang CD itu, lantas memulai membaca baca title lagu yang ada pada CD itu.

"Iya iya… marilah makan dahulu, saya udah lapar nih", kata kokoku sekalian mengganggu rambutku sampai jadi sedikit awut awutan semacam ini.

"Iih… apaan sich", saya marah-marah serta memburu kokoku yang udah larikan diri ke dalam. 

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART4

Demikian jika saya berbicara kokoku, kami kerap jadi sedikit ribut dalam gurau sesuai ini. Lalu kami makan bersama sembari sama sama bercerita banyak perihal yang anyar kami alami.  Tentu saya tidak segila itu untuk ceritakan seluruh rutinitas seksual yang kualami di kokoku.

"Me, saya kelak perlu handycam. Berada di kamu kan me?", bertanya kokoku di saat kami telah tuntas makan.

"Oh iya… sekejap saya ambilkan ya ko", kataku sekalian membasuh tanganku.

"Aku segera turut saja ke kamarmu me, sekaligus meriksa anti virus di komputermu", kata kokoku.

"Ok dech", kataku dan saya menanti kokoku usai membasuh tangan, lalu kami duanya sama ke atas ketujuan kamarku sekalian kadangkala sama sama mengejek, dan sekali ini saya yang menang demikian saya gunakan Cie Stefanny selaku bahan ledekan.

Saya lepaskan sepatu dan kaus kakiku, yang selanjutnya segalanya kutaruh di almari sepatu. Saya jadi terpikir tempo hari, saat Jenny serta Sherly hadir mengantarku serta menyaksikan sepatu Cie Stefanny.

Sebentar jantungku berdegap cepat. Tau-tau saya berasa takut memikirkan apa reaksi kokoku kalaupun dia lihat Cie Stefanny tertidur di dipan kamarku pada kondisi telanjang bundar. Namun aku segera kembali tenang saat saya sadar bila tiada sepatu siapa-siapa saja yang di muka pintu kamarku.

Dalam kamar, saya menghidupkan AC dan buka gordin jendela. Sesudah kokoku menata anti virus di komputerku serta handycam itu kuberikan kepadanya, kokoku mohon pamit padaku, tukasnya ingin temani papi mama. Mereka akan pulang hari Minggu kelak, yang kemungkinan besar mereka pulang pada malam hari seperti biasanya.

Sembari tutup pintu selesai kokoku udah keluar kamarku, saya mulai berpikiran, mempunyai arti saya sendirian hingga esok malam. Dan saya tahu saya tidak mungkin dapat lolos dari gempuran tiga pejantan di rumahku ini kalaupun saya tidak menggembok diri di kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Namun saya kebingungan pun pikirkan apa yang penting kulakukan waktu saya mesti makan nanti malam. Entahlah, kemungkinan saya mesti mengendalikan lapar malam nanti. Yah, menganggapnya saja diet.

Karenanya saya menutup pintu kamarku, tetapi sebuah ketukan di waktu saya masih sedekat ini dengan pintu kamarku membuatku menjerit terkejut.

"Me, ada apakah?  Ini barusan saya lupa kalaupun saya bawain kamu roti tawar dan keju kegemaranmu", kudengar suara kokoku dari balik pintu.

Saya buka pintu lalu saya menghambur serta memegang kokoku dengan lega. Jantungku berdegap cepat, dan saya usaha menentramkan diriku dengan menyelinapkan mukaku di dada kokoku yang cukup bagian ini.

Kokoku balas merengkuh badanku secara lembut, serta saya terus diam dalam dekapan kokoku.

"Me, ada apakah?  Barusan kamu kok sampai menjerit sesuai itu?", bertanya kokoku dengan bingung.

"Aku… anu… memang siapakah yang gak terkejut kalaupun pintu yang baru kukunci telah diketok semacam itu?", saya protes serta mendangak melihat kokoku, dan saya memasangkan muka cemberut.

"Ooh… sorry dech kalaupun begitu", kata kokoku lalu membelai rambutku dengan sayang.

Saya suka sekali dengan tindakan halus kokoku ini. Saya kembali menyelinapkan parasku ke dada kokoku, serta saya rasa aman ada di dalam dekapan kokoku.

Sebetulnya saya gak ingin melepas kokoku pergi, saya mau nikmati perasaan aman ini. Namun saya takut kokoku malahan sangsi dengan sikapku.

Jadi dengan berat hati saya melepas dekapanku di kokoku, lalu saya terima roti pemberian kokoku, pastinya tidak lupa saya berterimakasih kepadanya.

Sehabis kokoku keluar kamar, saya kembali menggembok pintu kamarku agar saat kokoku telah pergi, saya telah aman. Sedikitnya ini siang saya bebas dari masalah pak Bijakin, Wawan serta Suwito yang tentu tidak ikhlas membiarkanku tidak bekerja.

Serta roti yang dikasihkan kokoku ini pastinya dapat menolongku dari rasa lapar di saat kelak saya harus terpenjara dalam kamarku sendiri, buat mengelak gairah tiga pejantan itu.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART4

Sekarang saya ingin tidur siang barang sekejap, biar malam nanti saya tidak letih atau mengantuk saat Andy mengontakku. Serta tentu saya gak ingin segera tidur demikian saja, saya mau tubuhku bersih maka dari itu saya dapat tidur secara nyaman.

Jadi saya siap-siap untuk selekasnya mandi. Sembari menenteng handuk, saya ke kamar mandiku buat menyediakan air hangat pada shower dengan memutar handel keran mengarah yang rata-rata.

Seusai saya berasa air yang memancar dari shower ini tidak sangat dingin, dengan enjoy saya menanggalkan busana serta rok seragam sekolahku,  bra dan celana dalamku, lalu seluruhnya kutaruh dalam keranjang pakaian kotor.

Saya menggembok pintu kamar mandiku dan saya selekasnya berdiri di bawah siraman shower air hangat ini sampai rasa capek yang menimpa badanku sedikit terobati.

Sesudah semuanya badanku basah, saya mulai menganakemaskan badanku dengan cairan sabun mandiku yang halus, namun saya jadi menggigit bibirku sendiri saat saya menyabuni ke-2  payudaraku.

Sekian kali telapak tanganku menyenggol puting payudaraku tiada berniat waktu saya mencuci ke-2  payudaraku, dan dari awalannya yang tak berniat itu sekarang saya sendiri yang justru berencana sentuh dan menarik ke-2  puting payudaraku sendiri.

"Mmmh…", saya mengesah nikmati rasa panas yang mulai menjalari badanku.

Sekarang saya mulai meremas halus ke-2  payudaraku sendiri, sembari memikirkan Andy lagi mencumbu serta memanjakanku dengan mesra di kamar mandiku waktu ini.

"Mmmh…", saya kembali mendesah dengan napas mengincar, sembari pejamkan mataku serta nikmati fantasy liar yang penuhi pikiranku ini.

"Ohh… Andy…", saya mendesah, serta sejalan hasratku yang tambah menggelegak, saya mulai meraba bibir vaginaku sendiri.

Seluruh rabaan dan penekanan yang kulakukan di bibir vaginaku dengan jemari jari tanganku ini membuatku mulai terlepas kontrol. Saya memikirkan Andy lagi mencumbuiku dengan mesra, pula tengah meraba serta meremas ke-2  payudaraku secara halus semacam ini.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Hasratku telah memulai kuasai diriku. Tanganku seperti bergerak sendiri, mencelupkan jemari telunjuk kananku ke lubang vaginaku. Rasa nikmat waktu jemari tanganku merayu lubang vaginaku sendiri membuatku mengayalkan Andy meniduriku dengan penuh cinta di kamar mandiku waktu ini.

"Mmm… ssshh…", saya mengesah, mendesah, serta menggelinjang perlahan-lahan di bawah siraman air hangat yang nyaman ini, sembari nikmati nakalnya jemari tanganku yang menarik lubang vaginaku sendiri dan saya lagi mengandaikan Andy yang kerjakan semuanya ini padaku.

Rasa panas mulai menjalari sekujur badanku, dan napasku semakin tidak teratur. Saya pejamkan mataku dan ke-2  pahaku ini kurapatkan semaksimal mungkin nikmati tiap renyutan yang mengundang rasa nyeri di lubang vaginaku.

Desahanku telah memulai berganti menjadi  dengusan, serta selang beberapa saat badanku tersentak sentak diterpa orgasme.

"Andyyy…", saya mengesah panjang, tidak kuat kembali terima semua kesan ini, serta saya menarik jemari telunjuk kananku dari capitan lubang vaginaku.

Dengan napas terengah, saya menyaksikan ke wilayah selangkanganku, di mana cairan cintaku terus merembes membasahi ke-2  pahaku. Ke-2  betisku kembali berasa pegal gara-gara kenakalanku ini, serta tenagaku kembali lagi seperti musnah demikian saja tidak tahu ke mana.

"Duh… saya ini mengapa sich… kok jadi seperti ini…", saya meratap lambat meredam malu mengetahui kalaupun saya baru-baru ini bermasturbasi sembari memikirkan Andy, dan saya usaha menghimpit hasrat birahiku ini.

Perlahan-lahan saya mulai sembuh dari kondisi terangsang ini, dan orgasmeku juga berkurang. Rambutku jadi basah semuanya, dan saya memutus untuk keramas sekaligus. Gak lupa saya bersihkan lubang vaginaku baru saja sempat disanggupi cairan cintaku ini, dan saat ini saya udah merasakan nyaman dengan badanku.

Seterusnya saya menghanduki rambut dan badanku sampai kering, lalu saya membelitkan handuk ini sampai tutup 1/2 sisi payudaraku hingga sampai ke 1/2 pahaku.

Serta saya baru keluar kamar mandiku, waktu saya hampir menjerit saat saya memandang bayang-bayang sebagian orang di jendela kamarku baru saja tirainya tidak kututup.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART4

"Kalian ini telah hilang ingatan ya!", saya 1/2 menyentak pada Wawan dan Suwito yang asyik menyaksikaniku dari jendela kamarku

Saya sebetulnya bukan tak ingat jika badanku ini udah berkali kali dicicipi serta dijarah habis oleh mereka. Tentu saja bertelanjang badan di depan mereka telah bukanlah perihal yang mengagumkan, manalagi waktu ini badanku masih terlilit handuk mandiku. Namun tidak tahu mengapa, sekarang ini saya terasa kecewa diintip oleh mereka seperti berikut.

Wawan serta Suwito beraga tidak dengar kata kataku, serta mereka berdua menempatkan tangan mereka di dalam telinga mereka sekalian buka mulut mereka, seakan pengin saya ulangi kata kataku, sampai saya kian dongkol. Lihat sikap mereka ini saya tahu kokoku tentu sudah pergi. Kalaupun kokoku belum pergi, mustahil mereka berani kurang ajar sebagai berikut padaku.

Saya ambil langkah ke jendela dan bakal tutup gordin jendela kamarku ini, sewaktu tau-tau terpikir sebuah buah pikiran yang membuatku mau ketawa.

Memandang mereka selalu melihatiku sesuai itu, saya bukanlah menutupkan gordin jendela kamarku, namun saya malahan melapangkan handuk yang membalut badanku, dan dengan perlahan-lahan saya turunkan handuk ini.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama