CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN, Hasrat-Bispak29 Sudah berapa menit saya terjaga dari tidurku. Kendati saya telah berasa cukup tambah enak, saya masih pengin bermalas-malasan, dan melepaskan badanku yang telanjang bundar serta terselinap dalam bedcover ini masih terbujur, nikmati empuknya ranjangku. Kadang-kadang saya menciumi rambutku yang terbentang di atas bantalku ini, nikmati lembutnya rambutku dan wanginya berbau rambutku ini.

Serta saya telah kembali tersenyum senyuman sendiri lantaran saya terkenang peristiwa pada hari tempo hari bersama Andy, dimulai dengan sikap canggungnya di sekolah waktu temaniku hingga kembali lagi ke kelasku, dan yang sangat membuatku berbahagia yakni SMS Andy malam harinya, yang mengingatiku supaya lekas istirahat serta tidur karena ia paham saya kepayahan.

Tetapi, Andy tahunya saya kelelahan lantaran belajar hingga malam, tidak dikarenakan ngeseks berkali kali semenjak tempo hari lusa. Saya melihat jam kamarku, nyatanya udah jam 5:10 pagi. Karenanya saya menarik napas panjang, siap-siap melalui ini hari yang tidak tahu bakal berikan warna apalagi pada kehidupanku.

"Auw…", saya menyambat perlahan-lahan waktu saya melangkah kakiku ke kamar mandi.

Ke-2  betisku masih berasa demikian pegal waktu kupakai jalan, sampai lubang vaginaku kadang-kadang berasa sedikit nyeri. Nyatanya badanku belum pula sembuh betul sehabis tempo hari saya terbawa dalam acara pesta sex yang liar itu. Walau sebenarnya saya telah istirahat semalam tanpa problem, bahkan juga saya telah tidur lebih dini seusai terima SMS Andy kira-kira jam 9 tempo hari malam.

Saya mengambil langkah tertatih tatih ke dalam lemari bajuku buat ambil bra dan celana dalamku, pula seragam putih abu abu. Peduli sangat dengan intimidasi Dedi, ini hari saya menentukan untuk menggunakan celana dalam. Sepanjang hari tempo hari di sekolah saya berasa benar-benar risau, mengandaikan kawan temanku di sekolah tahu jika saya tidak memakai celana dalam. Kalaupun kelak Dedi menyusahkanku, saya telah pasrah.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN

Adakalanya saya menyambat, sewaktu merasa sakit yang menimpa betisku ini mengacaukan cara kakiku. Sampai sekarang saya baru rasakan kalaupun otot perutku pula sedikit kejang, seperti habis lakukan sit up berkali dapat saja.

Tapi perlahan-lahan saya sadari sebuah hal yang aneh, entahlah mengapa saya justru nikmati merasa sakit yang menimpa perutku ini.

"Ih… apaan sich saya ini… waktu pagi pagi telah rusuh gini…", saya bersungut-sungut serta memarahi diriku sendiri.

Karenanya saya usaha tidak untuk membebaskan pikiranku melayang-layang kemanapun. Selesai saya gantungkan seluruh lembar kemeja yang bisa kukenakan namun juga handukku, saya mengamankan pintu kendati saya masih ingat bila pintu kamarku terkunci. Tetap rasanya aneh bila saya mesti mandi tiada mengancing pintu kamar mandi, dan saya tidak ingin kalaupun saya jadi terlatih begitu.

Saya mulai menganakemaskan badanku dengan shower air hangat serta cairan sabun mandiku yang harum, halus berikan kesegaran. Sehabis tuntas, saya lekas keringkan badanku dan memakai bra dan celana dalamku, lalu saya ketujuan meja dandanku menyaksikani bayang-bayang diriku di cermin.

"Sayang kamu sudah tidak virgin… semestinya virgin kamu itu cuma untuk Andy… kalaupun kedepannya Andy tahu kamu telah gak virgin, apa Andy masih ingin sama kamu?", saya berujar di bayang-bayang diriku dalam cermin, serta sekarang hatiku jadi berduka.

Saya mulai pakai pakaian dan rok seragam sekolahku. Rasa pegal pada ke-2  betisku udah berasa sedikit menyusut. Selesai mematikan AC kamarku, saya periksa sejumlah buku yang ada pada tas sekolahku, pastikan tidaklah ada yang ketinggalan serta tidak lupa saya masukkan mobile-phoneku ke tas.

Lalu saya kenakan sabuk yang umum kupakai ke sekolah serta siap-siap buat membereskan tampilanku di muka meja dandanku, di saat tiba-tiba saya dengar telpon selulerku mengeluarkan bunyi, serta dari deringnya saya tahu bila ada SMS masuk.

Saya cepat buka tasku cari hpku, serta selekasnya membaca isi SMS itu dengan penuh berharap.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

‘Pagi Eliza. Kamu udah lebih enak? Saya berharap ini hari kamu udah lebih sehat dan tidak lelah.'

Sewaktu saya menyaksikan nama pengirimnya merupakan Andy, hatiku kembali berbunga bunga. Aku lekas menulis balasan perkataan terima kasih sekalian jawaban jika saya telah lebih sehat namun juga sudah tidak lelah. Saya puas sekali lantaran saya berasa Andy mulai berani berikan perhatiannya padaku.

Sesudah saya simpan handphoneku dalam tas sekolahku, saya kembali siap-siap beres-beres performaku di muka meja dandan. Saya memblow rambutku dengan hair dryer sembari menyisir rambutku sampai tampak rapi dan cantik megar, lalu saya berikan sedikit bedak pada parasku.

Ini hari saya mau kelihatan lebih elok dan menarik didepan Andy, dan saya memulaskan lip gloss seperlunya pada bibirku.

"Andy… bila saja kamu tahu… saya suka dengan perhatian yang kamu beri padaku…", saya mengguman perlahan sembari melihati diriku di cermin menegaskan tiada yang keliru dengan tampilanku.

‘tok tok tok…', kedengar nada ketukan di pintu kamarku yang membubarkan lamunan elokku.

"Siapa?", saya menanyakan sembari ambil tas sekolahku, lalu saya ambil langkah menuju pintu kamarku.

"Saya non, sarapannya udah saya persiapkan", kedengar jawaban Sulikah.

Saya buka pintu kamarku yang terkunci, dan ucapkan terima kasih di Sulikah. Seterusnya saya mengancing pintu kamarku, dan saya ambil kaus kakiku di almari kecil yang berada pada sisi rack sepatu, dan saya menggunakan kaus kaki dan sepatuku.

Tau-tau saya tersadarkan, entahlah mengapa Sulikah tetap berdiri di dekatku.

"Sulikah? Mengapa?", saya menanyakan terheran-heran.

"Non Eliza, ini hari non elok sekali…", kata Sulikah yang tetap menatapku denganc penglihatan terpukau.

"Thanks ya", saya tersenyum puas.

Dalam hati saya mengharap di sekolah kelak Andy akan memujiku sesuai ini, meski jika memandang Andy yang malu-malu seperti tempo hari, rasanya angan-anganku itu tak bisa terjadi sekencang itu.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya turun ke kamar makan untuk nikmati makan pagi pagi. Saya makan semakin berkurang dari kebanyakan, lantaran tau-tau saja saya takut jadi gendut. Saya tidak pengin jadi dilihat tidak menarik buat Andy. Dalam waktu cepat saya menuntaskan sarapanku, dan selesai membersihkan tangan dan mulutku, saya ambil langkah ke arah garasi.

Di situ saya lihat pak Bijaksanain tengah mengelapi mobilku. Di saat saya merapat, pak Bijakin yang melihatku saat itu juga menyudahi kerjaannya, dan dia menatapku seperti baru pertamanya melihatku saja.

Demikian pula Wawan serta Suwito yang awal mulanya sapu langit langit di garasi, saat ini terdiam melihatku sembari masih menggenggam sapu panjang pada tangan mereka.

"Pak Berbudiin, ngelapnya sudah dahulu ya. Tolong lapnya diminggirkan dahulu donk, Eliza sudah pengin pergi sekolah nih", saya berucap di pak Berbudiin sembari menunjuk lap yang ada di dalam atas kap mesin mobilku.

Tidak ada jawaban dari pak Berbudiin yang cuman mengangkut lap itu dari kap mesin mobilku, dan konyolnya dia melaksanakan itu sekalian lagi menatapku. Di saat saya memandang sekitar, saya menyaksikan Wawan serta Suwito pula punya sikap sama, mereka lagi mematung sembari menatapku.

"Hei! Kalian semuanya ini mengapa sich? Tidak pernah review cewek cakep ya?!", saya menyengaja menyentak dengan nada yang lumayan keras sampai semua terkaget.

Suwito sampai nyaris terpelanting dari bangku yang dinaikinya, sedang Wawan dengan muka kaget jatuhkan sapunya. Pak Berbudiin sendiri mengelus dadanya berulang kali. Saya mengendalikan tawa menyaksikan reaksi mereka bertiga ini, namun saya usaha masih tetap menempatkan muka seserius mungkin. 

"Yah non Eliza, keras benar-benar suaranya… membikin terkejut saja!", gerutu pak Bijakin lalu mulai dekatiku.

Wawan dan Suwito turun dari bangku mereka, serta mereka berdua mulai dekatiku dengan penglihatan mata mereka yang benar-benar kukenal, penglihatan mata mereka sewaktu mereka demikian gaungs dan bergairah nikmati badanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN

"Eh eh… kalian ingin apa? Gak! Tidak mau!!", mengerti apa yang bisa dikerjakan oleh pak Bijakin, Wawan serta Suwito, saya berseru kuatir serta cepat cepat masuk ke mobilku, lalu saya menggembok pintu mobilku saat sebelum mereka sukses tangkapku.

Tetapi saya buka sedikit kaca pintu mobilku di sisi kiri, biar saya dapat dengar apa kata mereka,  agar mereka dapat dengar jawabanku yang benar kuusahakan buat bikin mereka makin dongkol.

"Mari non Eliza… Sekejap saja non", kata Wawan serta Suwito nyaris berbareng serta mereka menarik narik handel pintu mobilku, coba buka pintu mobilku yang udah terkunci ini.

"Tak ingin! Tak mau! Kelak bajuku lecek! Intinya tidak ingin!", saya menjawab dengan nada yang lumayan keras dan menggelengkan kepalaku berkali kali, tetapi saya berniat mengerling menjurus mereka, dengan type yang kubuat semenggoda mungkin. 

Ke-3  pria itu memandang diriku dengan gaungs. Diam diam saya terasa takut mengayalkan apa yang bisa berlangsung kalaupun waktu ini saya hingga ketangkap mereka. Dapat dapat saya telat masuk sekolah sebab didesak layani gairah birahi mereka lebih dahulu.

Selesai sekian kali saya menggelengkan kepala dengan kerlingan nakal untuk menjawab keinginan mereka yang selalu memaksakan saya turun tidak lama, pada akhirnya mereka berserah  serta kembali meneruskan tugas mereka. Pak Bijakin mengelap mobil mamaku, sedang Wawan dan Suwito kembali naik ke bangku tadi mereka gunakan serta menambahkan sapu langit langit garasi ini.

Sembari tersenyum senyuman sebab menganggap menang, saya menghidupkan mesin mobilku. Serta saat saya lihat mereka bertiga pura pura gak tahu kalaupun mereka mesti memberikan pintu garasi dan pintu gerbang buatku, saya mendesak klakson mobilku sampai semua kaget serta semua alat bersih bersih yang berada pada pegangan mereka itu kembali jatuh ke lantai garasi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya telah tidak tahan kembali serta saya ketawa sejadi jadi sekalian tutup kaca jendela mobilku. Pak Bijakin yang terdekat dengan mobilku dilihat bersungut sungut sekalian memberikan pintu garasi dan  pintu gerbang, sedang Wawan dan Suwito kembali menatapku dengan gaungs.

Saya meleletkan lidah dengan suka, walau saya tahu sepulangnya sekolah kelak mereka bertiga pasti membalasnya sakit hati padaku, tidak tahu dengan secara menjadikanku piala bergilir maupun piala bersama. 

Namun saya tidak peduli, toh tanpa ada kugoda seperti barusan juga mereka bertiga udah berkali kali menjadikanku betina mereka saat tidaklah ada siapa siapa di dalam rumah.

Entahlah kelak apa yang bisa mereka kerjakan padaku seusai semuanya yang kulakukan ini, kalaupun kelak saya nyata-nyata harus sendirian di dalam rumah. Kembali kembali, diam diam saya merinding takut mengayalkan perbudakan apa yang harus kujalani sesudah saya pulang sekolah kelak.

Seusai pintu terbuka seluruhnya, saya selekasnya melesatkan mobilku ke sekolah. Saya gak ingin memikir apa yang hendak berlangsung dengan diriku kelak, sebab di pikiranku waktu ini cuman ada sebuah perihal, adalah saya mengharapkan ini hari Andy menjumpaiku.

Entahlah, apa karena hanya argumen pinjam buku catatanku atau argumen lainnya, yang perlu buatku saya mengharap ini hari Andy melihatku. Ini hari saya udah merias diriku secantik yang saya dapat, dan ini kulakukan ekslusif cuma untuk Andy. Saya pengin Andy betul-betul terpikat padaku.

II. Angan-angan Cantik Di Pagi Hari

Masih 15 menit saat sebelum bel masuk sekolah keluarkan bunyi waktu saya hingga di parkir sekolah. Jantungku berdegap cepat di saat saya lihat Andy anyar turun dari mobilnya. Dan di saat saya memandang tempat kosong di samping mobil Andy, rasanya saya seperti punya mimpi elok, serta saya suka sekali.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN

Saya tidak mau mimpi cantikku ini musnah demikian saja, jadi saya selekasnya melesat dan memarkirkan mobilku dari sisi mobilnya Andy. Dan Andy nampaknya langsung mengenal jika ini ialah adalah mobilku. Sekarang Andy memandang ke arahku serta dengan sabar dia tungguku usai memarkirkan mobilku ini.

Saya turun dari mobil serta menggembok pintu, dan kami berdua sempat sama-sama pandang buat beberapa lama waktunya. Lantas Andy tundukkan mukanya saat saya tersenyum kepadanya. Perlahan-lahan saya ambil langkah dekati Andy, yang sekarang baru kusaksikan kalaupun parasnya merona merah.

"Hai Andy… terima kasih ya semalam, mm… pun barusan pagi… saya sudah sehat kok, pun sudah tidak demikian letih seperti tempo hari", kataku lambat.

Hatiku makin terlena waktu saya memandang muka Andy yang cakep itu tersenyum halus. Namun Andy terus menunduk seperti gak berani melihatku dan saya tersenyum geli menyaksikan kecanggungan Andy.

"Hai Andy…", saya menyapanya kembali sebab Andy masih menunduk tanpa ada menjawab kata kataku.

"I… Iya… hai Eliza… kamu… e… kamu…", suara Andy kedengar demikian grogi.

"Saya mengapa?", saya ajukan pertanyaan dengan senyuman jail.

"Aku… anu… saya suka kamu sudah tidak sakit", Andy menatapku sesaat, lalu dia kembali menunduk.

"Ooo… terimakasih ya Andy, kamu baik dech. Mm… ya telah saya masuk ke kelasku dahulu ya", saya berucap dengan ria.

Sesungguhnya saya sedikit sedih, saya barusan mengharap jika kelanjutan ujaran Andy barusan itu yaitu aplaus dari Andy jika saya nampak elok ini hari. Saya jadi sedikit ingin tahu, apa sesungguhnya Andy itu menganggapku elok atau mungkin tidak. Walau begitu, kata-kata Andy barusan itu masih membuatku tersenyum berbahagia.

Saya udah percaya sekali bila Andy senang padaku, kelihatan dari sikapnya yang terus salah tingkah seperti berikut dan ujaran Andy barusan tunjukkan jika Andy benar-benar peduli padaku.

"Aku… bisa saya temani kamu kembali sampai ke kelasmu, Eliza?", Andy ajukan pertanyaan dengan nada perlahan.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya menggangguk suka, tetapi Andy menunduk demikian dalam dan dia tidak mungkin dapat melihatku. Saya tersenyum geli lihat Andy yang demikian canggung serta salah tingkah di depanku. Apa ini karena dia pula kasmaran padaku?

"Andy…", saya panggil Andy, dan waktu dia membawa parasnya menatapku, saya mengganggukkan kepalaku kembali sembari tersenyum kepadanya, senyuman yang kupasang semanis mungkin. 

Andy menatapku serta sekali ini dia tersenyum, tidak tahu puas atau malu, atau ke-2 nya. Saya gak meyakini, namun saya berasa tatapan Andy ini benar-benar menghangatkan hatiku. Saya tidak tahu ujaran apa yang dapat memvisualisasikan hatiku saat ini, yang pasti saya merasai pada pagi ini hari saya mendapatkan impian yang bagus. Serta saya benar-benar berbahagia di saat Andy terus mengambil langkah di sampingku, kendati Andy yang kadang-kadang menengok dan tersenyum padaku itu cuma diam membisu.

Persis seperti tempo hari, saya rasakan beberapa tatapan iri dari beberapa siswa cewek yang melihatku jalan tuju kelasku dengan didampingi Andy. Kembali kembali saya terasa senang serta puas, biarpun sesungguhnya kami berdua ini belum dengan status sepasang pujaan hati. Dan saat ini kami berdua saling diam sekalian selalu ambil langkah, hingga akhirnya kami berdua datang di muka pintu kelasku.

"Andy… terimakasih ya", saya minta pamit di Andy.

"Aku… saya  ke kelasku dahulu Eliza…", jawab Andi dengan takut sekalian angkat tangannya.

"Iya", saya menjawab sekalian balas lambaikan tanganku.

Saya tersenyum senyuman sembari mengambil langkah masuk ke kelasku. Tetapi sewaktu saya lihat Jenny yang dengan senyuman jahilnya itu menatapku serta menantiku di bangkunya, saya menghela napas panjang sekalian terus ambil langkah buat duduk di samping Jenny. Saya telah pasrah, ini hari saya tentu dibujuk dan diledek habis oleh Jenny.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN

III. Rahasia Lain Di Gudang Sekolah

Sepanjang hari ini tidak ada momen spesial, selainnya Jenny yang repot menarik serta mengejekku terkait Andy,  Sherly yang turut jadi parah kondisi pas kami kumpul di kantin pada pukul istirahat pertama serta, serta saat pukul istirahat ke-2  seperti saat ini waktu ini.

Serta bila kebanyakan saya selalu usaha membalasnya ledekan mereka, sekarang saya cuma dapat mengelit atau tersenyum malu, kendati hatiku rasanya puas sekali. Untung saja bel pertanda jam istirahat ke-2  selesai ini udah mengeluarkan bunyi.

"Lihat deh… wajahnya hingga sampai merah ini", kata Jenny yang ketawa geli.

"Duh… kasihan…", sindir Sherly dan mereka berdua kembali ketawa geli.

"Kalian ini gak mesti pura pura kasihan dech. Dari pagi barusan kalian terus ngeledek saya, pula ngetawain saya. Kalian jahat!", saya marah-marah serta merengek-rengek, lalu saya pura pura merajuk.

"Iya iya… saat ini sudah gak kok. Cup cup… gak boleh nangis dech sayang… Kita kembali ke kelas yok", mengajak Jenny sembari menggamit tanganku.

"Jen… saya saja yang nggandeng Eliza… istirahat pertama barusan kamu kan udah…", kata Sherly dengan suara meminta.

"Hmmhh… Iya deh…", kata Jenny sekalian menghela napas panjang dan memberikan tanganku yang ada pada gandengan tangannya itu di Sherly.

"Apaan sich kalian ini…", saya ketawa geli, lucu pula rasanya pikirkan diriku jadi rebutan Jenny dan Sherly semacam ini, tetapi saya menurut saja sewaktu Sherly menggamit tanganku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama