CERITA DEWASA PENARI JALANAN MOLEK MENJUAL DIRI PART2

CERITA DEWASA PENARI JALANAN MOLEK MENJUAL DIRI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA PENARI JALANAN MOLEK MENJUAL DIRI PART2, Hasrat-Bispak29 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main , masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya terasa tidak ingin menentang, gak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terjepit kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya malahan jadi bernafsu mengandaikan bagaimana nampaknya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, serta tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Serta saya justru tambah terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya sewaktu Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya lantaran kesenangan pentil saya dimain-mainkan, mengakibatkan pembicaraan saya sudah tidak tertangani,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ujarnya, "Saya buat kamu jadi sedap di sini ya?"


Juragan mengungkap kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba bila begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tidak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN MOLEK MENJUAL DIRI PART2

Saya belum sempat disentuh orang di sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah kiranya. Rasanya ada suatu hal yang pengen keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan selalu memain-mainkan itil saya tanpa ada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pun ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tidak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengen keluar Juragan… aduh…"


Betul-betul, saya terasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, serta tidak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat serta sangat nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya setelah itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, setelah ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, sinting tenan. Hingga sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sembari katakan, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Serta mendadak saja, Juragan udah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Betul-betul saya belum mengetahui banyak tentang tubuh laki laki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan mengatakan, "Kontol ini pengen masuk ke memekmu…"


Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… tetapi gak bakalan muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali bila kamu ingin kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tidak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa ada tunggu jawaban, menerobos lebih dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya tampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan terus nggenjot saya, masuk keluar, masuk-keluar, lebih lama lebih kuat. Tubuh saya digoyang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya sampai tidak dapat bicara, hanya dapat ndesah dan njerit gak karuan. Saya usaha mohon Juragan gak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengerti ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa tidak sejak dulu saja, ya?Tersirat pemikiran semacam itu dalam kepala saya. Tetapi saya abaikan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran serta meminta saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau semacam apa Kedengarannya saya. Muka saya jelas nampak asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat puas.


"Hah… uh… Mari terus Denok… saya puas ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin jadi hasrat. Kamu suka juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan dan omongan tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak kalaupun telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu jika kamu udah… hingga sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak tahu apa artinya Juragan, dan gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, jika kepala saya sarat dengan hati nikmat lantaran dientot Juragan. Tetapi tidak lama lalu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian gemar nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya maka burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tidak perduli semesum apa cakepg saya pada saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya merasai ada yang keluar di kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertamanya kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Serta pada akhirnya tumbanglah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia selanjutnya geser saya serta bangun, lalu menggunakan kembali pakaiannya. Sembari mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa juga ndapat perawan siang-siang begini… Bila kamu pengen, Denok, mencari uang itu gak sulit…"

CERITA DEWASA PENARI JALANAN MOLEK MENJUAL DIRI PART2


Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk bayar sewa kamu 3 bulan?"


Saya tiduran lumayan lama hingga selanjutnya kemampuan saya kembali. Tergesa-gesa saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, gantengg saya sudah pasti tidak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur dan melekat di seprai dipan Juragan. Juragan lagi duduk mencermati saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan serta terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko semakin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya tidak berani hadapi mereka, apa lagi cocok berantakan ini. Saya hingga 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewa. Ee, nyatanya ibu pemilik sewa kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok amburadul getho? Habis ngapain kamu?"


Semua pertanyaannya saya abaikan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya lekas mabur ke kamar. Saya terus membuka kemeja dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya laksanakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewaan 3 bulan. Apa saya bersusah-hati atau malu? Apa saya harusnya bersedih atau malu? Tidak tahulah… Namun yang berlangsung justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang sedang dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini peristiwa kehidupan saya. Sehabis hari itu, ada yang berbeda di kehidupan saya. Saya masih cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, setiap saat saya butuh uang, saya tidak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya pada lelaki.  saya mengetahui ini gak betul, serta semestinya saya stop, namun rayuan duwit sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruhnya orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Dan saat ini saya juga dikenal selaku Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Udah malam, serta saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seseorang, saya kasih senyuman manis serta saya bisikkan harga saya bila ia pengin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sembari menyentuh kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruhnya orang yang ada pada sana, hanya ia serta seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang tidak laku-laku dicarter sebab terletak terlampau ke dalam.  Saya membuka antara lainnya serta saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertamanya?"


"Ah, tidak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sempat sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan barangkali dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya berpikir cuman kerja sebagai berikut lebih mudah dapat duit. Saya pula tidak berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya tahu itu sebetulnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Serta selanjutnya, saya mendapat duit. Sebulan-dua bulan sehabis Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin eksper menjadi lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Serta saya jadi tambah dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan seluruhnya rahasia mereka. Hihihi…  siapakah yang kontolnya sangat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya hingga sampai tahu soal rumah tangga mereka. Saya mengerti beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi apabila sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya pula beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba sejumlah hal baru. Contohnya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pun jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertamanya kali cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Meminta ampun sakitnya. Tetapi lambat-laun kebiasa juga.  Saya  jadi tambah mengenal dengan Juragan. Wanita yang ada pada poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun telah mati. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sejauh ini kesepian, dan hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya pun jadi tahu kalau dahulu, pada saat muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang seseorang penari juga.  Hanya masa itu Juragan belum punyai apapun, ditambah lagi penari itu  simpanan orang camat. Juragan cuman dapat melihat dan memuji dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan karenanya  Juragan selalu memohon saya gunakan kemeja serta dandanan penari komplet tiap-tiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula suka jika dapat membuat Juragan suka. Tambah hari saya kian terlarut di kehidupan jadi penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan hasrat lelaki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tidak betul, tetapi tubuh saya terus meminta lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih melakukan karena hanya uang. Semakin lama saya semakin genting. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN MOLEK MENJUAL DIRI PART2


Sudah tak terhitung orang yang buang benih di kandungan saya. Saya lantas semakin berani. Pada akhirnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang telah rasakan tubuh saya, dan saya juga hamil… Lumrah, bila ingat demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Namun saya lagi melacur kendati perut saya menjadi membesar. Serta saya pun terus tiba ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya telah mulai mencolok, dan beliau terlihat rada waswas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan melecut saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertama beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, pada seluruhnya konsumen setia saya, saya cuman dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pun tidak tahu. Karena kemungkinan setelah Simbok wafat, Juragan-lah yang terdekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau lagi senggama dengan saya, sekalian gantenggnya cemas. Rasanya saya pengin membuat beliau tidak risau. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan berpadu dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun setelah saya dan Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi insiden yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, tetapi masih tetap keliling menari… Saya sudah seharusnya stop. Tetapi saya mbandel. Saya semaput di jalan. Tentunya ada yang lihat dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan saat menyaksikan saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun lantaran masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan omong itu semua sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Jika bukan dikarenakan yang pertamanya itu, kamu gak mesti hingga seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama