Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Jelita Salon

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Jelita Salon

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Jelita Salon, Hasrat-Bispak29 Bermula dari temanku yang akan pangkas rambut di salon dekat universitas Jakarta awala bulan tempo hari kemungkinan tulisan ini lumayan acak-acakan masalahnya memanglah saya baru pertamanya saya menulis. Pada waktu itu saya baru mengerti rupanya wanita yang bekerja di salon tidak segalanya namun ada sejumlah yang dapat dibawa kencan dalam hari sabtu tempo hari kami sependapat buat cukur rambut serta kita janjian jam 1 siang pada tempat.

Pada pertama saya masuk, aku segera ketujuan ke arah tempat meja reception serta dari sana saya mengucapkan niatan untuk pangkas rambut. Disebutkan wanita elok yang duduk dibalik meja reception biar saya tunggu sesaat dikarenakan sedang repot semua.  Sekalian tunggu, saya berusaha untuk melihat-lihat lebih kurang siapa yang tahu ada temanku, tetapi tidak tampak ada temanku pada semuanya orang itu.  Barangkali ia belum tiba, pikirku.

Kuakui kalau beberapa wanita yang bekerja di salon ini cantik-cantik dan putih dengan bodi badan yang seimbang dan aduhai. Jika bisa mengira-ngira usia mereka, mereka berusia kurang lebih 20-30 tahun. Saya jadi terkenang dengan perkataan temanku, Hanni, kalau mereka dapat dibawa kencan. Tapi saya sendiri masih kuatir dikarenakan salon ini serius seperti salon umumnya.

Sesudah beberapa waktu menanti, saya ditegur oleh reception jika saya telah dapat cukur rambut sekalian menunjuk ke satu diantaranya area yang kosong. Aku juga ketujuan yang diputuskan. Beberapa saat lantas orang wanita muda yang elok menugur sekalian menggenggam rambutku.

"Mas, rambutnya pengen dimodel apa?" ucapnya sekalian melihatku melalui cermin dan masih tetap menggenggam rambutku yang telah lumayan panjang.

"Mmm.. diselesai'in saja Mbak!" kataku.

Lalu seperti pada tempat potong rambut umumnya, aku juga dikasih penutup pada semua badanku buat mengelak beberapa potongan rambut. Beberapa waktu pertama demikian kaku serta dingin.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Jelita Salon

Saya yang diam saja dan ia repot mulai motong rambutku. Sangatlah tak nikmat rasanya dan saya berusaha untuk cairkan kondisi.

"Mbak.. sudah lama kerja di sini?" tanyaku.

"Lebih kurang udah 6 bulan, Mas.. ngomong-ngomong situ baru saja sekali ya potong di sini?" lanjutnya sembari masih potong rambut.

"Iya.. kemarenan saya melalui jalan ini, terus kok ada salon, ya telah deh, saya potong di sini. Ini pula janjian sama rekan, namun mana ya kok belum tiba?" jawabku sedikit bohong.

"Ooo.." jawabannya singkat dan terkesan cuek.

"Hei.." kedengar nada temanku sekalian menepuk bahu.

"Eh.. elo anyar dateng?" tanyaku.

"Iya nih.. barusan di bawah jembatan macet, mm.. aku potong dahulu yach.." jawabannya sekalian berakhir.

Bercakap punyai bercakap, pada akhirnya kami dekat, serta terakhir saya tahu Stella namanya, 22 tahun, ia kos di wilayah situ pun, ia orang Manado, ia enam bersaudara serta ia anak ke-3 . Kami juga sependapat buat janjian berjumpa di luar dalam hari Senin. Untuk pembaca kenali tiap-tiap hari Senin, salon ini tutup. Selesai saya tuntas, sekalian memberinya teknik seadanya, saya bertanya apa dia pengin saya mengajak makan. Ia bersedia dan dia menulis di selembar sehelai kertas kecil nomor teleponnya.

Sekalian menanti Hanni, saya bercakap dengan Stella, saya sempat dikenalkan oleh sejumlah temannya yang memiliki nama Susi, Icha serta Yana. Ke-3 nya cantik-cantik tetapi Stella tidak kalah elok sama mereka baik itu wajahnya pula badannya. Susi, dia mempunyai rambut rada panjang serta di bagian-bagian rambutnya dicat kuning. Icha, dia rada pendek, tatapannya lumayan misteri, dadanya sebesar Stella tetapi sebab bodi badannya yang cukup pendek maka payudaranya membikin ngiler semuanya mata laki laki untuk menikmatinya.

Sementara itu Yana, dia kelihatan amat menjaga badannya, dia demikian mengagumkan, lingkar pinggangnya yang paling baik dengan tinggi tubuhnya, bokongnya serta dadanya-pun amat seimbang.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Pada akhirnya kami bertemu dalam hari Senin dan di area yang udah disetujui. Selesai makan siang, kami menonton bioskop, filmnya Jennifer Lopez, The Cell.

Wah, cakep sekali ini orang, batinku memuji kecantikan Stella yang masa itu memakai kaos ketat punya warna biru muda ditambah lagi dengan rompi yang dikancingkan serta dikombinasi dengan celana jeans ketat dan sandal yang tebal. Kami serius ikuti jalan cerita film itu, sampai pada akhirnya semua pirsawan disontakkan oleh satu episode. Stella kelihatan terkejut, kelihatan dari bergetarnya badan ia. Entahlah ada setan apa, secara reflek saya menggenggam tangan kanannya. Lama sekali saya menggenggam tangannya dengan kadangkala meremasnya serta dia diam saja.

Singkat kata, saya mengantar ia pulang ke kostnya, di tengah-tengah jalan Stella meminta kepadaku tidak untuk langsung pulang namun putar-putar dahulu. Kukabulkan permohonannya karena saya sendiri sedang bebas, dan kuputuskan buat naik tol serta putar-putar kota Jakarta. Sembari nikmati musik, kami sama sama diam diri, sampai pada akhirnya Stella menyampaikan,

"Mmm.. Will, saya ingin bicara suatu sama kamu, memanglah semuanya ini terlampau cepat, Will.. saya senang dengan kamu.." ujarnya perlahan namun pastinya.

Seperti disabet petir dengar ucapannya, serta secara reflek saya melihat ke kiri menyaksikan ia, terlihat ia serius dengan yang baru saja dia ucapkan. Ia memandang tajam.

"Apa kamu telah sangat percaya dengan perkataanmu yang baru saja, Tel?" tanyaku sembari kembali fokus ke jalan.

"Saya tidak ketahui mengapa jika saya berasa kamu tidak seperti laki laki yang sempat pernah saya mengenal. Kamu baik, dan kelihatannya perhatian and care. Saya tak mau bila seusai saya pulang ini, kita gak dapat bertemu kembali, Will. Saya tak mau kehilangan kamu," jawabannya panjang lebar.

"Mmm.. kalau saya bisa jujur sih, saya pula senang dengan kamu, Tel.. tetapi kamu ingin khan bila kita tidak kekasihan dahulu?" tegasku

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Jelita Salon

"Ok, bila itu ingin kamu, mm.. bisa gak saya ‘sun' kamu, bukti jika saya tidak bermain-main sama pembicaraanku yang baru saja?" tanyanya.

Wah rasanya seperti mati, jantungku ingin lepas, napas jadi sesak. Gila ini anak, seperti sungguh-sungguh! Satu kali lagi, saya melihat ke kiri menyaksikan mukanya yang bundar dengan bola mata yang punya warna coklat, ia menatapku tajam serta serius sekali.

"Saat ini?" tanyaku sembari memandang matanya, dan ia menganguk lambat.

"OK, kamu bisa ‘sun' saya," jawabku sekalian balik ke jalanan.

Beberapa waktu setelah itu ia bergerak dari tempat duduknya serta ambil status untuk memberinya suatu "sun" di pipi kiriku. Diberilah suatu kecupan di pipi kiriku sekalian memegang. Lama sekali dia mencium dan ditempelkannya payudaranya pada lengan kiriku.

Ooh, empuk sekali, baik!Payudaranya yang cukup melawan itu tengah menghimpit lengan kiriku. Hilang ingatan, nikmat sekali, saya jadi terangsang nih. Secara automatic tangkai kemaluanku juga mengeras.. Dengan perlahan sekali, Stella berbisik, "Will, saya suka dengan kamu," serta dia kembali mencium pipiku dan masih mendesak payudaranya di lengan kiriku.

Fokusku bubar, kayaknya saya serius telah terangsang dengan perbuatan Stella, serta beberapa kendaraan yang melaluiku menyaksikan ke arahku tembus kaca filmku yang cuma 50%.

"Kamu terangsang ya, Will?" tanyanya lambat serta rada lirih. Saya tidak menjawab. Tangan kirinya mulai mengelus-elus tubuhku serta ke arah bawah. Saya telah serius terangsang. Satu kali lagi Stella berbisik,

"Will, saya tahu kamu terangsang, bisa gak saya tonton punyamu? punyai kamu besar yach!"

saya mengusikk. Dibukalah celana panjangku dengan tangan kirinya, seperti dia rada kesukaran di waktu pengin buka ikat pinggangku dikarenakan ia cuman memakai satu tangan. Saya tolong ia buka ikat pinggang selanjutnya saya kembali menggenggam kemudi mobil.

Dielus-elus tangkai kemaluanku yang telah keras di luar. Selang beberapa saat ditelusupkan telapak kirinya ke serta digenggamlah kemaluanku.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Oooh h.." desahku lambat. Sedikit-sedikit mukanya bergerak. Pertama, dia cium bibirku dari samping kiri lalu turun ke bawah. Dia cium leherku, serta dia sempat stop pada bagian dadaku, kemungkinan dia nikmati wewangian minyak wangi BULGARI-ku.

Dia semakin turun dan turun ke bawah. Berulangkali Stella melaksanakan pergerakan mengocak kemaluanku. Pertama kali dijilatinya pangkal tangkai kemaluanku lalu merembet naik ke atas. Ujung lidahnya saat ini ada di sisi biji kejantananku. Salah satunya tangannya menyelusup pada belahan bokongku, sentuh anusku, dan merabanya.

Stella menambahkan perjalanan lidahnya, naik makin ke atas, pelan-pelan. Tiap-tiap pergerakan hampir dalam beberapa saat, teramat perlahan-lahan. Melalui sisi tengah, naik kembali. Ke sisi leher batangku. Ke-2  tanganku tidak kusadari udah mencengkam sopir mobil.

Ujung lidahnya naik lebih ke atas kembali. Perlahan-lahan tiap-tiap jilatannya kurasakan bagai keasyikan yang tidak berakhir, nikmat, demikian perlahan-lahan. Setiap waktu kutundukkan mukaku lihat apa yang dilaksanakannya tiap saat itu juga kusaksikan Stella masih menjilat-jilati kemaluanku dengan penuh hasrat.

Tidak lama Stella kusaksikan membebaskan tangannya dari kemaluanku, dia menyibakkan rambutnya ke samping tiga jarinya kembali menarik sisi bawah tangkai kemaluanku dengan sedikit memiringkan kepalanya. Stella setelah itu mulai turunkan parasnya dekati kepala kejantananku. Dia mulai merekahkan ke-2  bibirnya, dengan berwaspada dia masukkan kepala kemaluanku ke mulutnya tanpa terjamah sedikitpun oleh giginya.

Setelah itu bergerak pelan-pelan makin jauh sampai di sisi tengah tangkai kemaluanku. Waktu tersebut kurasakan kepala kejantananku sentuh sisi lidahnya. Badanku bergetar sekejap dan kedengar suara ciri khas dari mulut Stella. Ke-2  bibirnya tidak berapa lama kemudian mendekat. Kurasakan kehangatan yang fantastis enaknya menyiram sekujur badanku.

Perlahan selanjutnya kepala Stella mulai naik. Berbarengan dengan itu juga kurasakan tangannya menarik turun sisi bawah tangkai badan kejantananku sampai di saat bibir serta lidahnya gapai pada sisi kepala, kurasakan sisi kepala itu kian peka.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Demikian sensitifnya sampai dapat kurasakan keasyikan hisapan dan jilatan Stella demikian merasuk dan mengelitik seluruhnya urat-urat syaraf yang berada pada sana. Kuraba punggungnya dengan tangan kiriku, kuelus secara lembut lalu bergerak ke bawah. Kudapatkan payudara sisi kanan. Kubuka telapak tanganku mengikut wujud payudaranya yang bundar. Kuremas secara lembut. Kubuka satu-satu kancing rompinya, serta kembali saya buka tepak tangan mengikut wujud payudaranya.

Sekalian masih tetap mengulum, tangan kanannya bergerak sentuh tanganku, dia ambil pakaian ketatnya dari intermezo celana panjangnya. Digenggamnya tanganku dan ditujukannya ke dalam.  Dibalik busana ketatnya, saya meremas-remas payudaranya masih yang terbungkus BH. Kuremas satu-satu payudaranya sembari mendesah nikmati kuluman pada kemaluanku.

Kuremas lumayan kuat serta Stella juga stop mengulum demikian detik lama waktunya. Kuelus-elus kulit dadanya yang rada menyembul dari BH-nya dengan kadangkala menyisipkan satu diantaranya jariku pada payudaranya yang kenyal.

"Agh h.." desahku nikmati kuluman Stella yang tambah cepat.

Saya turunkan BH-nya yang tutupi payudara samping kanan, saya bisa mendapat putingnya yang udah mengeras. Kupilin secara lembut.

"Ooh.. esst.." desahnya lepaskan kuluman dan kedengar suara karena membebaskan bibirnya dari kemaluanku.

Menjilat, menarik, turun-naik. Dia demikian menikmatinya. Demikian selanjutnya berulang-kali. Saya gak bisa kembali lihat ke bawah. Badanku makin lama kian meliuk ke belakang kepalaku telah terdongak ke atas. Kupejamkan mataku. Stella demikian gemilang mengerjakannya. Tidak sekalinya kurasakan giginya sentuh kulit kejantananku. Edan, tidak pernah saya disedot semacam ini, pikirku. Pikiranku udah melayang jauh tidak tahu ke mana.

Gak kusadari kembali seputarku oleh gelombang kepuasan yang menimpa seluruhnya urat syaraf di badanku yang lebih tinggi. Saya stop sesaat meraba payudaranya. Kutengok ke bawah, tangan kanannya memegang dengan kuat tepat pada sisi leher tangkai kemaluanku, dan dia tampak tersenyum kepadaku.

"Kamu mengagumkan, Tel," bisikku sembari menggeleng-gelengkan kepala terpesona oleh kehebatannya.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Jelita Salon

Stella tersenyum manis serta terkesan manja.

"Eh, dapat keluar saya kalau kamu seperti ini lagi," bisikku kembali merasai pegangan tangannya yang tak juga melembek pada kemaluanku. Stella tersenyum.

"Bila kamu sudah gak pingin keluar, keluarin saja, tidak mesti ditahan-tahan," jawabannya serta seterusnya menjulurkan lidahnya keluar serta tentang ujung tangkai kemaluanku. Ternyata dia mengetahui saya sedang bertarung buat meredam ejakulasiku.

"Aaghh.." desahku rada keras mencegah rasa nyeri.

Bukan kepalang nikmat yang kurasakan, badannya bergerak tidak karuan, bersamaan dengan pergerakan kepalanya yang turun naik. Ke-2  tangannya gak henti-henti meraba dadaku, kadangkala dia memilin ke-2  puting susuku dengan jarinya. Kadangkala dia membebaskan kuluman untuk ambil napas sementara lalu meneruskannya kembali.

Kian lama pergerakannya kian cepat. Saya telah usaha semaksimal buat membatasi ejakulasi. Kualihkan perhatianku dari payudaranya. Saya meraba ke bawah. Kubuka kancing celananya. Cukup lama kucoba buka serta selanjutnya lepas juga. 

Perlahan-lahan kuselipkan tangan kiriku dibalik celana dalamnya. Saya bisa rasakan rambut kemaluannya tipis. Kemungkinan dipiara, pikirku dalam hati. Kuteruskan cukup ke bawah. Stella mengganti tempatnya. Pada awalnya dia yang cuma bersangga di satu segi bokongnya saja, saat ini dia renggangkan ke-2  kakinya. Dengan gampang saya bisa sentuh kemaluannya. Sejenak telunjukku bermain pada sisi atas kemaluannya.

Saya naik-turunkan jemari telunjukku. Ugh, begitu nikmat nih rasanya, pikirku. Kadangkala kumasukkan telunjukku ke lubang kemaluannya. Saya jajaki tiap milimeter ruang dalam kemaluan Stella. Saya temui suatu kelentit didalamnya.

Kumainkan klitoris itu dengan telunjukku. Ugh, pegal pula rasanya tangan kiriku. Sebentar kukeluarkan jariku dari dalam. Lantas saya nikmati tiap-tiap kuluman Stella. Rasanya telah berapa tetes spermaku keluar. Saya sungguh-sungguh dibentuk mabok kepayang olehnya.

Kembali kumasukkan jariku, ini kali dua jemari, jemari telunjuk dan jemari tengahku. Di saat saya masukkan ke-2  jariku, Stella kelihatan melengkuh serta mendesah perlahan.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Lebih lama lebih cepat saya mengeluar-masukkan ke-2  jariku di lubang kemaluannya dan Stella sejumlah hentikan kuluman pada tangkai kemaluanku sekalian selalu menggenggam tangkai kemaluanku.

Entahlah udah berapakah orang yang memandang pekerjaan kami terlebih banyak supir atau kenek truk yang kami lintasi, tetapi saya tidak perduli. Kesenangan yang kurasakan waktu itu sungguh-sungguh membiusku maka saya udah lupakan semua hal. Kembali Stella menjilat, mengisap serta mengulum tangkai kemaluanku serta tidak tahu udah berapakah lama kami mengerjakan ini.

Kutundukkan kepalaku untuk menyaksikan yang lagi ditangani Stella di kemaluanku. Kesempatan ini Stella mengerjakan dengan penuh kehalusan, dia julurkan lidahnya sampai berkaitan ujung kepala kemaluanku kembali.

Dia memutar-mutarkan lidahnya benar di ujung lubang kemaluanku. Benar-benar dashyat kesenangan yang kurasakan. Seringkali badanku bergetar tapi dia masih pada sikapnya. Kadangkala dia masukan semua tangkai kemaluanku dalam mulutnya dan dia permainkan lidahnya di.

"Ooh.. Tel.. enakk.." desahku sekalian membebaskan tangan kiriku dari lubang kemaluannya.

Kupegang kepalanya ikuti pergerakan turun naik.

"Stella, saya sudah tidak tahann.." kataku rada lirih mengendalikan ejakulasi.

Tapi pergerakan Stella semakin cepat dan seringkali dia membuka matanya namun masih mengulum serta kedengar beberapa suara dari dalam mulutnya. "Aaagghh.." desahku keras disertai dengan keluarnya sperma dari dalam tangkai kemaluanku di mulutnya.

Situasi mobil kami ketika itu sedikit tersentak oleh injakan kaki kananku. Saya nikmati tiap-tiap sperma yang keluar dalam kemaluanku sampai selanjutnya habis. Stella masih tetap menjilat-jilati kemaluanku dengan lidahnya. Bisa kurasakan lidahnya sapu semuanya sisi kepala kemaluanku. Ugh, begitu nikmat rasanya. Sehabis bersihkan seluruhnya spermaku dengan lidahnya, Stella mengarah ke atas.

Kusaksikan ia, nampak ada sejumlah spermaku melekat di samping kanan bibirnya serta pipi kirinya. Saya mulai bergerak membenahi status dudukku, pelan-pelan. Sembari masih digenggamnya tangkai kemaluanku yang telah lemas, Stella bergerak ke atas melumat bibirku, masih berasa spermaku.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Jelita Salon

Demikian detik kami bercumbu dan saya pejamkan mata. Pada akhirnya dia beres-beres tempatnya, dia duduk serta membereskan bajunya. Aku juga beres-beres kemejaku ala-kadarnya. Saya gunakan celana panjangku tapi tak kumasukkan bajuku. Sekian hari sesudah itu, saya main ke kos Stella serta di ketika itu juga kami mengikat tali kasih. Awalan bulan Maret lalu Stella pulang dari Manado sehabis dua minggu dia ada di sana dan dia tidak balik lagi bekerja di salon itu.

Saat ini kami hidup bersama di tempat di wilayah Grogol. Saat ini dia diterima sebagai operator di satu diantaranya perusahaan penyuplai jasa komunikasi mobile phone. Sedang saya selalu sebagai animator yang bekerja dalam sesuatu perusahaan di wilayah Kedoya tetapi saya mesti tinggalkan kostku.

Sehabis kami hidup seatap, Stella mengaku padaku kalau sepanjang 6 bulan dia bekerja di salon itu. Dia pernah layani konsumen setianya dan dia menyampaikan jika seluruh karyawan yang bekerja di salon itu  buruh sex.

Stella tak mengenal bagaimana asal awalnya. Stella sendiri tidak jelas apa salon sesuatu samaran atau sex yakni suatu tambahan. Ia menjelaskan kalau untuk ajak keluar satu diantara karyawati di sana, seorang mesti bayar pada muka senilai Rp 500.000.

Rasanya Jakarta cuman punya kami berdua. Tiap-tiap malam sehabis mandi setelah dari kerja atau seusai makan malam, kami lakukan hubungan seksual. Tidak tahu sampai kapan semuanya bakal selesai. Kami benar-benar nikmati sehari-hari yang bakal kami lewati dan udah kami lintasi bersama-sama. 

Saya benar-benar tidak perduli dengan asal-usulnya tugas Stella lantaran kian hari saya tambah terbius oleh kepuasan sex serta mataku seolah-seolah tertutup oleh rasa sayangku di ia.

TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama