CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART6

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART6, Hasrat-Bispak29 "Aaah…", saya menjerit takut waktu tiba-tiba badanku terangkut, rupanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, dan ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya makin gak memiliki daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Bijakin yang berdiri di sisi kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di sisi kananku, dan ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan serta kirinya, saya telah tidak dapat ke mana-mana kembali.

Kengerian sedikit menempaku sewaktu saya memahami badanku melayang-layang cukuplah tinggi dari lantai, manalagi dalam status sesuai ini mereka bawa badanku keluar kamarku, terus keluar sampai ke arah tempat jemuran busana.

Namun yang sangat membuatku cemas merupakan kepala Wawan yang ada antara ke-2  pahaku yang terbuka, dan yang tentu paras Wawan menghadap langsung pada bibir vaginaku, sangatlah dekat. Sebuah jilatan yang telah dilakukan Wawan mulai pembantaian pada diriku, serta saya mengulet kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, namun saya mesti melenguh di saat Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpampang di hadapannya, dan badanku mengartikulasikanng dahsyat tidak bisa kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan kepuasan yang kualami, pak Bijakin serta Suwito meningkatkan pengidapanku. Mereka membuka bra yang membuntel payudaraku, lalu nyaris bertepatan mereka menyeruput ke-2  puting payudaraku yang ada pada hadapan mereka. Saya mulai tidak mampu terima semua rangsangan ini, badanku menggelinjang dan melafalkanng tidak dapat kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mengesah dan meminta.

Tiada jawaban pada mereka atau sinyal tanda mereka pengen dengerin permintaanku. Mereka bertiga selalu menarik ke-2  puting payudaraku, pula bibir dan lubang vaginaku. Saya mulai teraniaya dalam kepuasan ini, hasratku udah naik tidak karuan, dan rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta serta merengek-rengek pada lenguhan dan rintihanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART6

Namun memang salahku pula sich, nampaknya marah tiga pejantan ini sangat besar seusai saya berkali kali menarik dan memancing gairah mereka sepanjang hari ini. Mereka betul-betul gak mengacuhkan permintaanku serta dengan kejam mereka selalu menyiksaku.

Saya sudah tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk dan meliuk, kepalaku hingga sampai terdongak gara-gara enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Karena status badanku yang semacam ini, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, dan rambutku yang terurai ini tersentak sentak mengikut pergerakan badanku.

Tiba-tiba mereka bertiga serempak menyudahi tindakan mereka, tapi mereka membebaskan badanku masih melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mengerang perlahan-lahan, dalam hati saya terasa sedih karena nikmat yang menyerangku ini jadi sirna saat mereka stop demikian saja semacam ini.

Tetapi saya cuman diam, saya gak pengin berbicara apa apa, memohon atau lakukan perbuatan apa saja, kendati pun diam diam saya nikmati tersisa sisa pergolakan nafsu masih menimpa badanku.

"Non Eliza pengin turun?", bertanya Wawan sembari meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek serta saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku untuk menjauhi bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek di Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, dan ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku betul-betul tidak berfaedah. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku terus berada pada hadapan paras Wawan yang sampai hati melanjutkan tingkahnya itu.

"Lagi apa tanggung-jawab non barusan telah bikin kita kita tegangan tinggi waktu saksikan non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang selanjutnya menyesap puting payudaraku yang ada pada hadapannya sampai saya menggeliang serta menyebutng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok jadi saya yang diperintah tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang geram??", dari meminta saat ini saya jadi berkeberatan dengan geram sembari mengendalikan nafsuku saat Wawan dan Suwito repot menggempur wilayah wilayah peka pada badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan dan Suwito menyudahi gempuran mereka, dan mereka sama-sama berpandangan sesaat.

Saya sendiri memandang dongkol dari mereka, akan tetapi saya tidak dapat melakukan perbuatan apa saja saat lagi badanku masih melayang-layang seperti berikut dengan ke-2  tangan serta kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tidak mau tahu, utamanya non Eliza harus tanggung-jawab. Lagian non Eliza telah buat kita kita ngaceng berkali kali tiada hasil semenjak pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kenikmatan gara-gara siksaan Wawan ini serta pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya pengin meronta, saya ingin meminta biar mereka melepaskanku ini hari saja, karena saya gak mau pada kondisi lemas waktu terima telpon Andy malam nanti. Saya ingin nikmati saat saat mengobrol dengan Andy tanpa ada siksaan rasa pegal atau mengantuk gara-gara kecapekan.

Namun tidak lama kemudian saya telah tak dapat kembali berpikir tenang. Saya mendesah rintih kesenangan sewaktu ke-2  pergelangan tanganku dicengkam oleh pak Berbudiin dan Suwito, dan tangan mereka yang satunya mereka pakai untuk meraba dan membelai perutku, sementara itu mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Seluruhnya masih ditambahkan tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Baru kesempatan ini mereka bertiga menyiksaku dengan sekasar ini. Semuanya kesan keasyikan yang kurasakan ini terlampau top serta merisaukan pikiranku.

Pada akhirnya saya pilih nikmati saat saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, serta saya cuman dapat mengharapkan malam nanti saya masih lumayan kuat untuk terima telpon Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku menyebutng berkali-kali, pinggangku meliuk serta meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tidak bisa kutahan kembali, saya mesti berserah alami orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi dan menggeliang dahsyat melepas luapan liar ini, dan sekali ini tidaklah ada satu juga pada mereka yang pengen mengampuniku meski saya meminta seperti apa saja.

Sampai sekali ini mereka kian memperhebat siksaan mereka padaku. Saya merasai lidah Wawan menyerang masuk isi lubang vaginaku, dan itu tetap ditambahkan bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", sebuah cucupan yang sangat kuat oleh Wawan di bibir vaginaku membuatku menjerit kenikmatan.

Rasanya tiap tambahan tulang di seluruhnya badanku lepas waktu saya mesti menyebutng top gara-gara tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, oleh karena itu lututku telah tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Berbudiin dan Suwito tidak lepas meskipun saya menggeliat seperti apa saja. Mereka mengancing ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing serta tangan mereka yang satunya seperti tidak suntuk mainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang terbendung sebagai berikut, saya berasa tidak mempunyai daya bahkan juga sekedar untuk melepaskan luapan orgasmeku. Tetapi diam diam saya malahan benar-benar puas diberlakukan semacam ini oleh mereka, serta saya begitu nikmati ketidak mempunyai dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Telah dong… turunin saya ya…", saya meminta dan merengek-rengek dari mereka dengan napas yang tersengal.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi saat jawaban yang kuterima ialah pagutan Wawan di bibir vaginaku.

Tetapi cuman tidak lama saja, Wawan udah menyudahi pagutannya. Serta dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku bergantung lemas dengan ke-2  tanganku yang masih melingkar di leher pak Bijaksanain dan Suwito, serta ke-2  pergelangan tanganku yang terus terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART6

Saya lihat Wawan ke arah pintu yang batasi sisi dalam dan luar di lantai dua rumahku ini, serta dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu menempatkan kunci itu pada sisi luarnya.

Seterusnya Wawan tutup dan menggembok pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sembari melihatku dengan senyuman penuh sindiran, seakan mau menuturkan jika sekali ini saya mustahil berhasil lolos.

Tiba-tiba saya terkaget lantaran saya memahami satu soal. Bukan masalah saya tidak barangkali dapat larikan diri, sebab saya telah ketahui jikapun saya usaha lari ke bawah, pada akhirannya di bawah kelak saya harus terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah serta dapat selekasnya ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud merupakan, kenapa mereka menunjuk tempat jemuran pakaian ini sebagai tempat menggasak diriku? Di lokasi yang benar-benar terbuka ini, bagaimana jika kelak rintihan dan lenguhanku sampai kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana kalaupun kami sampai kelihatan oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa berniat memandang menuju rumahku?

"Wan… tak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Biar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara mengolok.

"Nggak… bukan getho Wan… saya takut jika di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji gak bakal lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya jika getho non tidak boleh bernada, enteng kan?", jawab Wawan semaunya, serta dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sekalian menempatkan paras cemberut, tetapi selang berapa saat badanku menyebutng saat ke-2  payudaraku telah kembali diremas remas oleh pak Berbudiin dan Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mengesah serta mengulet, di antara kesenangan serta kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan lagi merapat, dan sekarang penglihatanku berubah ke di penis Wawan itu telah tegak menunjuk itu, yang telah siap buat mengeduk dan menyetubuhi lubang vaginaku.

Waktu Wawan udah membungkuk di hadapanku dan ke-2  pahaku yang kurapatkan sejak mulai barusan ini dikendurkan olehnya, saya menggigit bibir dan pejamkan mataku, siap-siap memasrahkan lubang vaginaku ini terima tusukan biadab dari penis superior Wawan itu.

"Mmm…", saya mendesah lambat di saat kurasakan bibirku ini di cium halus, dan saya selalu pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Membikin jantungku berdetak kuat.

"Mmmhh…", saya kembali mengesah saat kurasakan suatu jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Ditambah lagi dengan remasan remasan halus pada ke-2  payudaraku oleh pak Berbudiin dan Suwito, pun kecupan mesra Wawan yang sekarang telah berganti menjadi  pagutan penuh hasrat di bibirku, semuanya membuatku mulai menderita dalam birahi.

Ke-2  lututku ibaratnya lemas. Bila waktu ini ke-2  tanganku tak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sebelah kanan serta kiriku ini, ke-2  kakiku ini nyata tidak bisa menumpang badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba meredam derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang mengakibatkan rasa nyeri di lubang vaginaku.

Dalam pada itu saya terus mendesah terhambat pada saat bibirku selalu dipagut Wawan semacam ini, serta napasku mulai habis. Saya lebih teraniaya dalam kepuasan ini. Saya tidak dapat meronta, badanku rasanya begitu lemas, tenagaku musnah entahlah ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharapkan dia mengetahui kodeku jika saya sudah memulai menanggung derita sebab kekurangan napas. Tapi Wawan justru memperbanyak siksaan ini. Saya merasai lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, dan reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama sama bertaut.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART6

Selanjutnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, mengisap dan menyesap air ludah dalam mulutku ini. Saya telah tidak dapat bernafas kembali lantaran luapan birahi yang menerpa diriku ini semisal menyumpal dadaku.

"Oooh…", saya mengeluhkan lega saat pada akhirnya Wawan melepas pagutannya selesai suka mencucup semuanya air ludah dalam mulutku ini.

Napasku terengah tidak karuan sesudah barusan saya cukuplah lama kekurangan napas. Saya usaha mengontrol napasku ini, tapi cubitan nakal Suwito di puting kanan payudaraku ini membikin napasku kembali mengincar.

Dan waktu pak Bijaksanain meremas kuat payudara kiriku, serta menyeruput puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kenikmatan nikmati semuanya cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali menyambat waktu Wawan dengan semaunya mengambil jemari tangannya yang mulai sejak barusan direndam masukkan ke lubang vaginaku.

‘Waan… memasukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya gak ingin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya ingin meminta pada Wawan biar dia pengen masukkan jemari tangannya kembali, atau malahan masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Namun saya masih lumayan sadar buat mengawasi harga diriku menjadi nona majikan mereka. Karenanya saya terpaksa sekali diam serta pejamkan mataku, sekalian mengharapkan mudah-mudahan Wawan lekas memikat lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh lambat saat rasakan suatu hal yang tebal, hangat serta basah menghimpit bibir vaginaku.

Saya membuka kembali mataku. Rupanya kini Wawan sedang berjongkok di depanku serta menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih ingin memainkanku, menganiaya diriku yang udah terbenam dalam pergolakan birahiku ini.

Seterusnya Wawan memegang ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mengesah kesenangan, badanku kembali menggeliang, kurasakan cairan cintaku kembali meluluh.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dan kesan yang menakjubkan menimpa diriku di saat tiba-tiba Suwito menangkap serta memagut bibirku, sedang pak Bijakin yang terus menyusu di puting kiri payudaraku, sekarang  meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja sebab dibiarkan oleh Suwito yang sekarang repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mendesah nikmat karena cumbuan bertubi tubi yang sedang dilakukan tiga pejantanku ini, serta saya cuma dapat mengguman tidak terang lantaran bibirku yang tetap dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan semuanya ini belumlah cukup, sekarang Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu menarik lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah, membikin mataku terbeliak, badanku menyebutng serta melafalkanng.

Saya tentu sudah menjerit kesenangan kalaupun bibirku sedang tidak dilumat oleh Suwito sesuai ini.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengerang panjang serta badanku tersentak seringkali mendampingi orgasme istimewa yang menerpa badanku.

Otot perutku menyebutng hingga sampai ibaratnya akan kram, menghadirkan rasa nikmat antara terasa sakit yang menganiaya diriku. Seluruhnya masih tambah lagi dengan rasa nyeri yang kian jadi pada lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk selalu orgasme.

Saya rasakan cairan cintaku membanjir banyak. Namun dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat serta pagutan itu gak lepas meski saya mengulet seperti apa saja. Dan seluruh cairan cintaku yang selalu menetes itu dicucup dan diseruput Wawan hingga habis.

"Mmmhk…", saya mengerang kurang kuat, pasrah.

Tiada yang dapat kulakukan kecuali menggelepar, meronta, mendesah terbendung. Akan tetapi gelombang orgasme yang menderaku ini betul-betul tak menyurut, lantaran Wawan selalu mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, sedang Suwito tidak membebaskan bibirku dari pagutannya, sementara pak Berbudiin terus bergairah memagut puting kanan payudaraku.

Mereka selalu menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MENAWAN PART6

Sehabis sesaat disiksa seperti berikut oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya telah lemas dan cuma dapat pasrah terima semuanya ini. Tenagaku seperti raib bersama cairan cintaku yang membanjir keluar lubang vaginaku. Dan rasa tidak mempunyai daya ini mengantarku orgasme kembali untuk ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas waktu Suwito melepas pagutannya, serta saya harus masih melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, meningkatkan semua kesan nikmat yang telah dari sejak barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mengesah serta menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang tengah dilakukan Suwito waktu ini demikian mesra, membuatku makin kebingungan dan gak tahu mesti melakukan perbuatan apa. Jantungku berdetak cepat, sedang orgasmeku sekali-kali tidak berkurang.

"Sudah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, tapi saya kembali mengesah saat tau-tau kurasakan suatu hal yang hangat pada leherku.

Saya tidak merasai kuluman di puting kanan payudaraku, mempunyai arti telah dipastikan pak Bijaksanain yang mengubah gempurannya di leherku ini.

"Pak Bijaksanain juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka menyudahi pembantaian kepada diriku ini.

Namun mereka mana pengin mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya lagi menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang tersengal.

Namun lidah yang nakal itu terus bermain dalam lubang vaginaku, menyerang serta mengeduk tanpa ada ampun. Daun telinga kiriku selalu dilumat secara lembut, lalu jilatan dan ciuman pada leherku ini…  seluruhnya rabaan tangan tangan mereka yang penuh gairah di sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak sanggup terima siksaan orgasme untuk orgasme yang tetap menderaku sejak mulai badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama